1. Pengertian
Kata
adil sering disinonimkan dengan kata al musawah (persamaan) dan al
qisth (moderat/seimbang). Prinsip ini benar-benar merupakan akhlak mulia
yang sangat ditekankan dalam syari’at Islam, sehingga wajar kalau tuntunan dan
aturan agama semuanya dibangun di atas dasar keadilan dan seluruh lapisan
manusia diperintah untuk berlaku adil.
Adil
adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada
pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada
aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja.
2. Dalil
۞وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ
بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
3. Jenis
terhadap
a)
Allah Ta’ala, yaitu dengan tidak berbuat
syirik dalam beribadah kepadaNya, mengimani nama-namaNya dan sifat-sifat-Nya,
menaatiNya dan tidak bermaksiat kepadaNya, senantiasa berdzikir dan tidak
melupakanNya serta mensyukuri nikmat-nikmatNya dan tidak mengingkarinya.
b) Sesama manusia, yaitu dengan memberikan hak-hak mereka
dengan sempurna tanpa menzhaliminya, sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
c)
Keluarga (anak dan istri), yaitu dengan tidak
melebihkan dan mengutamakan salah seorang di antara mereka atas yang lainnya
atau kepada sebagian atas sebagian yang lainnya.
d) Perkataan, yaitu dengan berkata baik dan jujur tidak
berdusta, berkata kasar, bersumpah palsu, mengghibah saudara seiman dan
lain-lain.
e)
Berkeyakinan, yaitu dengan
meyakini perkara-perkara yang disebutkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang
shahih dengan keyakinan yang pasti tanpa keraguan sedikitpun dan tidak meyakini
hal-hal yang tidak benar yang menyelisihi keduanya.
f) Menetapkan hukum dan memutuskan perselisihan yang
terjadi antara sesama manusia, yaitu dengan menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah
sebagai sumber hukum dan pemutus perkara tersebut.
4. Contoh
Perilaku
Abu
Yusuf duduk di kursi hakim, lalu datang seseorang bersama al Hadi, raja
abbasiyah mempersengketakan sebuah kebun, Abu Yusuf melihat bahwa kebenaran ada
di tangan orang itu, sedangkan sultan datang membawa para saksi, maka
Qadhi berkata: lawan anda meminta agar anda bersumpah bahwa para saksi itu
jujur. maka al Hadi tidak ingin bersumpah, karena hal itu menurunkan wibawanya,
maka Abu Yusuf mengembalikan ketun itu kepada pemiliknya
Qadhi
Muhammad bin Umar at thalhi memanggil khalifah almanshur al Abbasi dan beberapa
kuli angkut ke majlis pengadilan dihalaman masjid, beliau mendudukkan kedua
belah pihak di hadapannya, lalu beliau memenangkan perkara untuk para kuli
angkut tersebut.
Penduduk
Samarkand menyampaikan pengaduan kepada Amirul mukminin Umar bin Abdul aziz
atas panglima pasukannya Qutaibah, karena pasukan Islam masuk Negara mereka dan
memeranginya tanpa peringatan sebelumnya sebagaimana diwajibkan oleh syari’at
al-Qur’an, maka amirul mukminin mengalihkan pengaduan mereka kepada Qadhi, lalu
penduduk Samarkand memenangkan perkara, karena Qadhi membuat putusan agar umat
Islam keluar dari Samarkand.
5. Hikmah
1. Orang yang adil akan mendapatkan
keamanan di dunia dan akhirat.
2. Apabila orang yang adil berkuasa,
maka keadilannya akan memelihara kekuasaannya.
3. Keridhaan dari Allah Ta’ala
terhadap orang yang adil.
4. Orang yang adil tidak akan
mengganggu dan menyakiti orang lain ataupun makhluk lainnya.
5. Pemilik sifat adil berhak untuk
mendapatkan kekuasaan, kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di dunia dan
akhirat.
6. Keadilan akan membawa pemiliknya
untuk berpegang teguh dengan kebenaran dan meninggalkan kebatilan tanpa ada
basa-basi.
7. Keadilan dalam Islam mencakup
segala sisi kehidupan.
8. Keadilan merupakan jalan menuju surga.
B. Ridha
1. Pengertian
Kata Ridha berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata rodiya yang berarti senang, suka, rela. Pengertian
ridha juga ialah menerima dengan senang segala apa yang diberikan oleh Allah
Swt. baik berupa peraturan ( hukum ) atau pun qada’ atau sesuatu ketentuan dari
Allah Swt.
2.
Dalil
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
Artinya:”Jikalau
mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya
kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan
sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu
lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah:59)
3. Jenis
a)
Ridha
terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya
seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai
pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
b)
Ridha
terhadap taqdir Allah.
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang
tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang
dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan
oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan
nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan
segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam
menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya.
Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang
Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin
dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada
Allah.
c)
Ridha
terhadap perintah orang tua.
Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan
kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang
tua, sebagaiman perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14. Bahkan
Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan
murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang
tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah,
mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun
beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia
tidak menghiraukan panggilan ibunya.
d)
Ridha
terhadap peraturan dan undang-undang Negara
Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian
akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. sebagaimana firman Allah yang
terdapat dalam Q.S. an-Nisa:59. Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan,
seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan
nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Termasuk dalam ridha terhadap
peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah,
karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru
dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian mempersiapkan
diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
4.
Contoh Perilaku
Dalam suatu kisah Abu Darda’, pernah
melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal
dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda’
berkata kepada mereka. “Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila
memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan
rela atau ridha. Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf
mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada
orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun.
Dalam riwayat dikisahkan
sebagai berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin
Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati
?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku
terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian
berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir
itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak
ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
5. Manfaat
a)
Dengan ridho umat manusia
akan menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan
di masa depan dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau.
b)
Orang yang berhati ridho
atas keputusan-keputusan Allah SWT, hatinya menjadi lapang, dan jauh dari sifat
iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak atau rakus.
c)
Ridho akan menumbuhkan
sikap husnazzann, terhadap ketentuan-ketentuan Allah, sehingga manusia
tetap teguh iman dan amal shalehahnya.
d)
Dengan ridho setiap
kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di tiap satu kesulitan ada
dua kemudahan.
e)
Dengan ridho akan
menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih
dekat dengan Allah SWT.
C. Amal
Saleh
1. Pengertian
Secara bahasa amal
berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh
berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan
baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang
berlipat di akhirat.
2. Dalil
طَيِّبَةً ۖوَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً
Artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguh-nya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: An-Nahl: 97)
3. Kriteria
Syarat sahnya sebuah perbuatan kebaikan
seseorang antara lain :
a) Harus dilandasi niat
karena Allah semata
b) Hendaknya dikerjakan
sesuai dengan Qur'an dan Hadits
c) Harus dilakukan
dengan mengetahui ilmunya
4. Jenis
a)
Terhadap Allah SWT
adalah beribadah, yaitu menjalankan semua yang diperintahkan Allah SWT dan
meninggalkan serta menjauhi semua yang dilarang Allah.
b) Terhadap manusia dan
makhluk lain adalah menjalankan hak dan kewajiban dalam kehidupan antarsesama
manusia dan makhluk, yaitu siikap tengganag rasa, ramah, santun, bertutur kata
yang baik, berakhlak mulia, menjaga kelestarian alam, menolong orang yang tidak
mampu, dan lain sebagainya.
5. Contoh
Perilaku
1. Melaksanakan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Membantu orang lain
y6ang membutuhkan pertolongan, baik berupa moril maupun material.
3. Mengunjungi teman
atau saudara yang sakit.
4. Menyumbang dana bagi
pembangunan masjid, madrasah, pondok pesantren, ataupun fasilitas umum
lainnya.
5. Turut bekerja
bakti membersihkan lingkungan sekolah.
6.
Mendonorkan darah
untuk keperluan kemanusiaan dab sebagainya.
6. Hikmah
a)
Rezeki yang baik (Al-Hajj/22:50)
b)
Derajat yang tinggi (Taha/20:75)
c)
Keberuntungan (Al-Qasas/28:67)
d)
Keadilan (Yunus/10:4)
e)
Keluar dari kegelapan
(At-Talaq/65:11)
f)
Rahmat dan cinta (Al-Jasiyah/45:30)
g)
Hilang perasaan takut (Taha/20:112)
h)
Pahala yang cukup (Alli ‘Imran/3:57)
i)
Ampunanilahi (Fatir/3:57)
j)
Kehidupan di surga
(Al-Mu’minun/23:40)
GABISA DI COPY PASTE !!!!!
BalasHapusbro / sist kasih mentahannya dong biar bisa dicopy paste
BalasHapusKirim alamat emailnya, ntar aku kirimkan. lwt sms ya
Hapusiiwan.setiawan96@gmail.com thanks
BalasHapusSilahkan cek email
Hapusmba minta donk filenya nih alamat emailnya zaenalmuhamad6@gmail.com
BalasHapussudah, sms dlu lwat sms
Hapusmbak minta filenya ini alamat emailnya adellapradhita98@gmail.com
BalasHapusmba minta copynya dong
BalasHapusayat ar rahmannya kebalik itu dri ayat 7-9 (typo).. mohon di benarkan supaya tdk ada kesalah pahaman
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmba, minta filenya ke sini yah tianiputrip@gmail.com
BalasHapusthanks
balas
minta ke email ini ya smau.au9@gmail.com
BalasHapusK-poper ya, kak??^~^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMinta dong ini alamat Gmail aku
BalasHapusmittakasmang7797@gmail.com
BalasHapusKak boleh minta HR. Ibnu Majah dan HR. Bukhari & Muslim tentang amal saleh
BalasHapuskak minta file nya dong buat tugas sekolah , ini gmail saya rizkidwioktawiani@gmail.com
BalasHapus